BAGI SEMUA WANITA TIDAK SELAMANYA DIPERKOSA TIDAK ENAK , Hasrat-Bispak54 Lebih dari tiga tahun saya bekerja jadi pembantu rumah tangga, majikanku ini tersohor kaya serta baik ditambah lagi ia ialah kades dan dihormati oleh penduduknya, majikanku ini yang memiliki nama Bapak Dimas, waktu bekerja di tempat ini saya merasai sedap tidak nikmatnya jadi pembantu, dan momen waktu tinggal di tempat ini saya pernah dicabuli.
Malam itu begitu panas sekali saya pengin tidur saja sulit selanjutnya saya bukalah jendela kamarku agar anginnya masuk ke kamarku dan saya bertukar kemeja dengan daster tipis saya mennyalakan kipas anginnya baru saya dapat tertidur nyenyak. Yang membikin saya kebingungan pada saat itu saya malahan punya mimpi dengan pengemudi pribadinya Bapak Dimas.
Namanya Pak Aris dalam mimpiku ia mendaftarngiku serta memegangku tanpa ada pakain serta telanjang keseluruhan, meski umurnya yang telah tua tetapi tubuhnya itu yang kekar seperti orang umumnya fitnes, beliau memiliki tubuh yang kekar dan berotot.
Dan yang membuatku geli merupakan buah terong yang menggantung elok di pangkal pahanya. Ih, demikian menggemaskan.Pelan-pelan beliau dekatiku serta langsung meremas remas buah dadaku yang udah terbuka bebas.
Entahlah mengapa belaian Pak Aris berasa demikian riil, seperti bukannya dalam mimpi. Bahkan juga sewaktu bibir tebalnya mulai melumat kupingku saya sempat tersentak dan pelan-pelan terpelihara dari tidurku. Tapi begitu terperanjatnya saya saat mengenali apa yang sebetulnya terjadi.
Nyatanya apa yang saya rasakan barusan bukan hanya mimpi. Di mukaku nyatanya sungguh-sungguh ada figur Pak Aris yang memegang badanku.Pak Aris! Apa yang Bapak melakukan? Saya menggerakkan badan Pak Aris kuat-kuat maka ia terjengkang ke belakang.
Lekas saya tutupi badanku yang nyatanya hampir telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Udah lama saya mengubur hasratku kepadamu! Kembali Pak Aris coba memeluk badanku. Tapi kembali saya memajukan badannya kuat-kuat ke belakang.
Pergi! Gertakku.Atau saya bakal teriak!Silakan teriak! Buang waktu saja kamu teriak. Lantaran tak kan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga barusan sore telah pergi ke Bandung buat berlibur! Jadi tambah baik kamu taati saja impianku!Pak Aris tersenyum sinis.
Saya kian ketakutan sewaktu Pak Aris kembali dekatiku. Selekasnya saja saya melonjak dari tempat tidur serta coba lari ke pintu dengan keadaan telanjang. Tapi apes! Saya kalah cepat dengan Pak Aris.
Dalam sekejap, dia menangkapku dari belakang serta menekankan badanku menuju dinding. Ke-2 tangannya mencengkam kuat lenganku ke atas tembok, sedang ke-2 kakinya menggembok kakiku maka saya susah buat bergerak.
Saya berusaha untuk meronta maksimal. Akan tetapi buang waktu, tenaga Pak Aris memang lebih kuat dibanding tenagaku yang cuma seseorang wanita. Lebih kuat saya meronta, makin kuat genggaman Pak Aris di Badanku.
Tolong, Pak! Bebaskan saya! saya menangis serta mengemis terhadap Pak Aris. Tetapi sia-sia saja. Beliau tak dengarkan perkataanku. Sampai dengan liar Pak Aris menohokiku dengan ciuaman mautnya.
Lambat-laun tanagaku terkuras habis. Badanku jadi lemas. Saya tidak dapat lakukan perbuatan apapun kembali. Yang dapat saya kerjakan sekedar pasrah dan ikuti peraturan mainnya Pak Aris.Pelan-pelan cengkaman Pak Aris mulai mengendor.
Tindakannya yang sebelumnya kasar mulai melunak dan berganti jadi halus. Sampai saya segera masuk dalam bermainnya di saat secara lembut Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.
Saat itu kakiku berasa lemas dan gontai. Saya gak kuat kembali menumpang berat tubuhku sendiri, maka dari itu saya mulai terkulai. Tapi dengan gesit, Pak Aris lekas tangkap badanku, membawanya lalu menuntunku ke atas tempat tidur.
Sebentar terbayang di paras Pak Aris sebuah senyuman kemenangan. Lalu secara lembut dia mulai melumat bibirku. Tidak tahu mengapa saya tidak mampu untuk menampiknya. Juga ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalasnya lumatannya itu.
Nach, demikian donk Lis! Bila ini kan lebih sedap! kata Pak Aris puas.Saya tersenyum tersipu-sipu.Bapak betul, barangkali lebih bagus saya mengikuti bapak dari awal barusan. Bahkan, udah lama pun saya tidak mendapati sentuhan laki laki.
Kembali Pak Aris tersenyum suka.Trus, ngapain kamu barusan gunakan coba berontak, Lis?"Barusan saya sekedar terkejut saja. Dibalik performa bapak yang bersahaja, kok teganya bapak coba memerkosa saya.
Namun, ah biarlah! Yang pentingkan saat ini saya telah jadi punya Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Kecupannya mulai merembet lewat leherku lantas turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar sapu kulit dadaku hingga menyebabkan kesan tertentu yang bertambah membuatku ibaratnya terbang ke angkasa.
Kecupan dan jilatan Pak Aris lagi bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah repot di pangkal pahaku bikin pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Gak boleh siksa saya sebagai berikut! rengekku.Pak Aris tak mempedulikan ucapanku.
Malah dia jadi menyibakkan rumput-rumput liar yang menghambat pintu goa darbaku.Wah, Lis! Sangat indah memiaw kamu. Berwarna merah muda dengan baunya yang merebak. Oh, benar-benar memesona.
Ibarat sekuntum mawar merah yang sedang merekah saat pagi hari. Pastilah kamu menjaganya secara bagus. Oh, Lis! Saya senang sekali dengan memiaw yang sebagai berikut!Perlahan Pak Aris menjulurkan lidahnya serta sapu permukaan klitorisku.
Berasa kasar, benar-benar. Namun nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, saya tidak tahan kembali. Saya lagi mengemis ke Pak Aris. Tapi ia selalu memainkan emosiku. Pada akhirnya saya cari ide lain.
Saya coba menggerayangi badan kekar Pak Aris sembari menginginkan buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Serta tidak sulit untukku buat mendapatkan buah terong sebesar itu. Secara halus serta manja, saya mulai mengocak tangkai kont*l Pak Aris dibarengi dengan pijatan-pijatan yang bikin beliau merem terbuka.
Perlahan-lahan saya memandu kont*lnya ke arah memiawku yang udah basah. Akan tetapi dengan nakal, Pak Aris cuman tempelkan serta menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.
Berasa geli, memeng. Tetapi kesan yang saya rasakan berasa sangat nikmat. Belum sempat saya merasai yang sebagai berikut.Oh, Pak Aris! Ayolah.saya sudah gak tahan kembali, cepat masukkan donk!Saya telah tak dapat tahan diberlakukan begitu.
Perlahan-lahan saya tingkatkan bokongku ke atas buat menyongsong kejantanan Pak Aris yang udah ngaceng. Setelah itu saya tekan bokong Pak Aris ke bawah biar kont*l itu dapat masuk dengan prima.Narasi Sex Gagahi,Narasi Asusila setubuhi,Cerit ngentot Setubuhi,Narasi Cabul gagahi,Narasi Hot Gagahi,Tiduri Kesenangan
Aaarrrghhh! saya menjerit kecil saat tangkai kont*l Pak Aris yang besar itu tembus lubang vaginaku. Sebelumnya berasa geret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris memang besar dan panjang jika dibanding dengan punya suamiku.
Tetapi seusai buah terong itu tertancap sejenak di lubang vaginaku, rasa perih itu perlahan-lahan berganti menjadi rasa nikmat.Pelan-pelan Pak Aris mulai mengayunkan bokongnya naik serta turun.
Hooohh.., Pak! Ssstt, sedap Pak! saya jadi bicara tidak karuan.Mari, Lis!Goyangkan pula pan..tatmu! Ooohhh!Saya ikuti kata Pak Aris. Kucoba untuk ikuti irama serta beberapa gerakan nikmat yang telah dilakukan Pak Aris.
Gesekan-gesekan lembut di antara tangkai kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku berasa sangat nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan bokongmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris nampak demikian nikmati permainan kami.
Kusaksikan mukanya menengadah dengan mata terpejam, seakan menjiwai sedotan dari vaginaku. Adakalanya dari bibirnya kedengar lenguhan serta desisan kepuasan.Aku juga pula nikmati sikatan-sodokan baik tangkai k*ntol Pak Aris.
Sampai saya memegang badan kekar Pak Aris dengan kuat. Seakan gak ingin stop dari permainan itu. Keringat mengucur deras lewat pori-pori badan kami, hingga dada bagian Pak Aris yang dengan bulu halus kelihatan berkilau lantaran basah oleh keringat.
Saya tak mengira, nyatanya di umurnya yang menggapai 1/2 masa itu, Pak Aris masih miliki stamina yang sempurna. Sampai saya kelabakan hadapi goyangan serta sikatan mautnya.
Sampai selanjutnya saya rasakan ada suatu hal yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, ingin ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Saya tak kuat kembali mengendalikan suatu yang memojokkan keluar dalam rahimku.
Tapi Pak Aris masih mengayunkan kont*lnya masuk keluar dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan sekejap selanjutnya, saya pula merasai tangkai k*ntol Pak Aris mulai nyut-nyutan di dalam vaginaku.
Hingga kemudian.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyemburkan deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun lantas jatuhkan diri ke segi badanku. Napasnya kelihatan tersengal-sengal serta nampak kecapean.
Oh, Pak Aris! Bapak memang sungguh bagus. Udah lama saya tak rasakan nikmat sebagai berikut. Terima kasih ya Pak! Saya memegang badan Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada area Pak Aris sembari mengelus-elus bulu-bulu halus yang berbaris rapi hingga ke pangkal pahanya. Secara halus juga Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, nyatanya digagahi itu tak selama-lamanya tak nikmat. Ini kali malahan saya berharapnya kembali.