CERITA DEWASA META MONTOK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META MONTOK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META MONTOK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak54 Sesudah demikian lama saya tempuh hidup dengan 2 orang suami disisiku serta sudah banyak kepuasan duniawi yang saya dapatkan, pada akhirnya ada rasa resahku. Hati risauku muncul terlebih jika Duta ada dari Jakarta tengah saya tidak dapat melayaninya di tempat tidur sebab kodratku sebagai wanita yang wajib terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali.


Sedang Mas Pujo sebab tiap-tiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan ketahui situasiku, bahkan juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah buat berikan peluang di Duta memberi kepuasan dianya"mencabuli" diriku jika Duta mau pergi lumayan lama, kebalikannya demikian pula bila Mas Pujo ingin dinas luar. Ada kemauanku buat menemukan substitusi peranku menjadi isteri buat mereka berdua masa-masa tamu"jepang" itu tiba. Hasrat itu demikian besarnya tekan jiwaku karena didorong rasa sayangku di ke-2 nya.


Seusai mengangsung baik-buruk serta untung rugi, jalan buat merealisasikan hasratku itu pada akhirnya ada pula. Secara kebenaran saya tengah ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dikerjakan tiap-tiap bulan di kantor suamiku. Rata-rata menjadi isteri bos saya lumayan melindungi jarak dengan ibu-ibu lainnya, namun entahlah sesudah kedatangan Duta saya menjadi lebih PD dan dekat dengan mereka. Satu diantaranya ibu yang turut arisan teratur itu merupakan isteri seseorang manager menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama rahasia suami). Wanita trah Manado dengan Madura kulitnya tidaklah terlalu putih seperti wanita Manado umumnya tetapi justru dekati mulato namun tampak bersih serta kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, serta bodinya cukup ramping biarpun sudah memiliki anak dua orang. Yang spesial sesungguhnya wujud perutnya yang rata khususnya sisi bawah pusar tak seperti wanita yang sudah mempunyai anak saja dan umurnya baru 35 tahunan. Ia termaksud tidak elok tetapi ayu dadanya lumayan besar jika disaksikan di luar bahkan juga semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini jadi segar lho.?" bisiknya satu waktu ditengah-tengah acara arisan yang bising oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (rahasia) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku walau ada rasa GR pula dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap komentar bila dikantor ini Mbak terhitung orang masih semlohai (semok molek aduhai) kendati udah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Tetapi betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya memohon.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak jika Mbak kasih tahu  sia-sia wong tidak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul ingin tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, jika semata-mata ML selalu tuntas ya biasa jeng namun ada metodenya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya kadangkala 2x Mbak" jawabannya.


"Kalaupun ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu selalu gitulah..! Terus tuntas ya demikian saja" jawabannya.


"Lho ya udah bagaimana to jeng, semestinya kan ada pemanasan, permainan selalu pendinginan dan apa jeng Meta terus bisa capai pucuk?"


"Tersebut Mbak permasalahannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sekalian menerawang.


"Selalu"


"Ya jika sudah demikian sangat saya yang gelisah dan kebanyakan hanya dapat menumpahkan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu dia jeng perbedaannya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk sampai berulang-kali lho" jawabku.


Kusaksikan parasnya terlihat terpesona serta terlihat rasa pengin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu jika dilaksanakan secara benar serta senang dapat bikin kita tahan lama muda, karena kerja hormon-hormon pada badan kita jadi maksimum" lanjutku memaparkan bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" penyelaannya.


"Maka itu saya omong, kendati Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Bahkan juga.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.


"Sampai apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Bahkan juga kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo  belum pasti ingin" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan selesainya acara arisan, saat sebelum pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengen dengar pendapat kujawab ya sewaktu-waktu. Sampai kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu seterusnya di saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar tiba dari Jakarta lagi saya kembali ada tamu jepang jadi saya punya maksud memberinya blowjob Duta tengah Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, sebab saya serta Duta hampir telanjang jadi Mas Pujo yang membawa telephone.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya tidak tahu apa jawaban disamping sana, namun,


"Ya betul, ingin berbicara dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta terpaksa sekali melepas pelukannya padaku. Sesungguhnya scenario ini saya yang buat, lantaran saya mau Meta bisa main kerumah maka dari itu kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota untuk supervisi sepanjang tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mengawali perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga selanjutnya menyentuh perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau menyaksikan saja kami yang mempraktikkannya berdua. Meta ingin tahu zaman saya dan Mas Pujo pengen bercinta disaksikan pihak lain, kujawab jika saya cuman dapat jika orangnya itu Meta, lain tidak lagian hanya hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku dan jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya udah to main saja ke rumah, kami semua lagi tidak ada kesibukan kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Tidak pa-pa kami hanya berdua kok, gak boleh khawatir kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Baik Mbak tetapi janji lho.. gak perlu dipraktekin sama saya.." pintanya menyudahi perbincangan.


Sesudah itu kami tutup penuturan, rumah Meta kurang lebih 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar dan bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang hendak terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awalnya sama suami-suamiku. Lebih kurang 25 menit kami menanti ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu cuman gunakan piyama tanpa dalaman yang memberikan pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan pakaian rada ketat hingga dadanya yang membusung nampak kabur tetapi saya sangat percaya laki laki mana pun bakal ingin tahu mau tahu didalamnya, terlebih dengan kancing depan serta belahan dada yang lumayan kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean terlihat seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho bila dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.


Selesai mempersilahkan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah selanjutnya menyentuh perkara tempat tidur, Mas Pujo bisa memandang ekspresi wajah Meta yang jemu tahu kalaupun dia memulai kepancing birahinya. Karena perkataan kami yang menstimulasi saraf telinga Meta serta kami tidak berkatanya secara vulgar, tiada berasa jam memperlihatkan angka 9 malam, Meta resah.

CERITA DEWASA META MONTOK GELISAH DIGAULI DUA SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengen minta pamit" pintanya tetapi matanya terlihat sayu.


"Gak boleh dahulu ujarnya pengen belajar rahasianya Mbak" jawabku sekalian menyaksikan Mas Pujo penuh makna.


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra dan halus.


"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sembari memegangku, kami berciuman, serta sama-sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam wajahnya memandang episode kami, walaupun begitu saya melakukan secara lembut serta berhati-hati sekali.


"Begini kami melaksanakannya jeng," kataku memaparkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun gak bergeser.


"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi lekas merapat hingga duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, selalu digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Namun cu ma se ba.. tas langkah pemanasan saja lho Mbak" pintanya sekalian melihatku.


"Ya, Mas hanya akan mempertunjukkan metode pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan perbuatan begitu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tiada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya lumayan lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai menambah laganya, tangannya berganti ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Semuanya ini dijalankan di sofa ruangan tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama sama lumat dan sama sama hirup (masalah bersilat lidah memanglah Mas Pujo sangatlah pandai). Sesudah nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo menaikkan laganya dari meraba sisi luar terus lepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya ke arah ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya serta menjepinya dengan 2 jemari. Dalam pada itu mulut Mas Pujo mulai menjalar ke bawah menjurus belahan dadanya yang sekal.


Tiada diakui Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyusup ke punggung Meta serta membebaskan kait BH Meta karenanya tampaklah buah dada Meta yang cepat dan melawan, tiada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa menahan diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo dan memulai lakukan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar dan lurus ke bawah pusar. Tiada menampik Mas Pujo justru memberinya peluang di Meta menyorongkan tubuhnya, sembari mulutnya selalu bergelayut di puting Meta, tetapi tanggannya telah memulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan hingga situasi nampak redup dan tambah romantis.


Meta udah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya bersender pada tanganan sofa, sementara tinggal kenakan CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta namun batangnya telah tampak menunjuk karena diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit pinggir CD Meta serta menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang karena kemungkinan lihat Mas Pujo tidak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar terus menciuminya serta meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau gak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya berikan code pada Duta, waktu itu Mas Pujo sudah memasukkan wajahnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhambat pegangan bangku maka saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang elok dan merekah merah maka membantu buat penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur dan Duta yang udah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam keasyikan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tidak mengira jika ada peralihan status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak serta bles..!


"Ahh Mas saya tak ingin.. tak mau" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, sedang Duta langsung mengancing kaki Meta karena itu Meta cuma dapat mendesis serta ingin berontak namun lantaran gempuran rasa nikmat yang gemilang dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sembari melafalkanng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang tanda-tanda orgasme sampai.


Duta menyeimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-kali yang nyaris membuat gak sadar diri. Sesudah napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sekalian pengen berontak namun penguncian Duta serta kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membuat ia gak memiliki daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tak ingin Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menyantaikannya, sembari kukedipi Mas Pujo buat persiapan mengambil alih statusku.


Mas Pujo merapat serta mulai melumat puting Meta yang sisi kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang sisi kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta tidak tahan Mas, marilah terus Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta melafalkanng kembali menjajaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun nampak mulai berkerenyit dahinya dan semakin keras kocokannya, tanda pengin menggapai orgasme jadi cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung mengambil alih status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tiada memberikan peluang pada Meta buat atur napas. Kucium serta kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Serta..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta menyaksikan semuanya itu sembari mendelik mengendalikan nikmat lantaran kocokan Mas Pujo. Seusai nyaris 1/2 jam mereka sama sama lecut pada akhirnya mulai ada sinyal tanda Mas Pujo dan Meta akan menggapai pucuknya serta..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjajaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo berikan peluang untuk ambil napas sembari kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta di Mas Pujo sembari tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo menyelesaikan kocokannya dan mengambil kontolnya dan menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian masih tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang udah lebam serta berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sembari membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa namun selanjutnya dijilatinya beberapa sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Kemudian mereka bertiga istirahat atur napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Saat itu udah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sekalian mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta ingin pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, telah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta membawa Meta pulang sedang Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, ujarnya baru kali inilah alami multiorgasme yang sampai kini cuma harapan saja. Meta bahkan juga berani mencium Duta di depanku saat dia turun dari mobil. Sehabis mengantarkan Meta pulang saya memperoleh kecupan spesial dari Mas Pujo dan Duta ucapnya mereka tidak mengandaikan wanita lain sekian lama ini karena sesungguhnya sampai kini mereka udah terasa cukup hanya servisku. Tetapi kemunculan Meta bikin mereka makin berbahagia. Serta waktu 3 hari mereka berdua selalu bisa memberikan kepuasan Meta bahkan juga waktu hari paling akhir Meta mohon nginap di rumah dan mereka main hingga sampai 4x. Selaku isteri saya masih tetap was-was menyaksikan keperkasaan mereka berdua, tapi kemunculan Meta bisa sedikit sebagai obat kegelisahanku.


Pembaca yang budiman hingga sampai waktu ini nyaris setahun saya Meta, Duta serta Mas Pujo tiada Jhony melaksanakan ini. Meta jadi rajin memiara dianya sendiri serta dia semakin berbinar dia benar-benar mencintai Mas Pujo biarpun begitu kami seluruhnya berbahagia. Ada pembaca yang menjajakan kepadaku buat ML namun memohon maaf saya tidak bisa sebab saya cuman dapat buat Dutaku serta Mas Pujoku, kemunculan Meta sebetulnya tidak mereka butuhkan pula namun lantaran telah terlanjur jadi kami setuju menyambung entahlah hingga sampai kapan yang pasti kami sama-sama mencintai

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama