CERITA DEWASA ISTRIKU KEENAKAN DIPERKOSA MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU KEENAKAN DIPERKOSA MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU KEENAKAN DIPERKOSA MALING PERKASA, Hasrat-Bispak54 Mendadak suatu nada keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku memegang lenganku karena amat ketakutannya. Nada itu ada dari arah dapur. Kelihatannya kaca yang jatuh amburadul. Perasaanku mengucapkan ada sesuatu hal yang tidak selesai ada dalam rumah ini. Saya bangun dan menghidupkan lampu. Istriku usaha mencegah saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu serta ambil langkah ke dapur. WAJIB 4D


Saya terkejut dengan ketakutan yang sangat saat tampak figur asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Jelas ia ini maling yang mau merampok dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya maling ini berdiri serta mengambil langkah pendek menyikat pisau dapur kami yang tidak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang gak bercukur tampak demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai memberikan ancaman saya dengan pisau dapur itu.


Saya memanglah lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Lihat tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari balik ke kamar tidurku serta tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras mendesak untuk mengamankan kebalikannya maling itu selalu menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tetapi suara itu jelas buang waktu. Rumah kami ialah rumah baru di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami ialah Pak RT yang jaraknya sekitaran 30 rumah kosong, yang masih belum memiliki penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang beda ialah bentang kali serta sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, berikut ini rumah credit kami yang anyar kami tinggali waktu dua bulan ini.


Usaha ambil dan dorong pintu itu dengan pastilah dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai dan maling itu dengan lepas masuk ruang tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tidak berteriak-teriak sekalian memberikan ancaman akan potong leherku. Istriku sekejap ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya diperolehnya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu ruang keluarga dan menarikku merapat ke dalam almari perlengkapan. Nyata di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di pijakkkan beberapa macam perabotan. Dengan 1/2 membanting ia memajukan saya biar duduk di lantai. Ia me-lakban tangan serta kakiku lalu mulutku sampai saya betul-betul bungkem. Pada situasi gak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sembari menangis histeris. Tetapi itu cuma sekejap.


Maling ini benar-benar eksper serta berdarah dingin. Ia cuma omong,


"Diam nyonya cantiikk.. Gak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia kelihatannya berpikiran. Segalanya aku saksikan dalam kelumpuhan serta kebisuanku lantaran lakban yang mengikat kaki tanganku serta membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya dipojok dipan karena shock dan histeris dengan momen yang tengah berlangsung. Dengan lakbannya dia lekas bekap mulutnya serta direbahkannya badannya di dipan. Saya tidak dapat apapun cuma bisa tergelimpang serta berkedip di lantai. Saya lihat bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku serta mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi tempat tidur kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat pada kaki-kaki tempat tidur. Serta selanjutnya yang terjadi yakni saya yang tergelintang lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku celentang serta terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak sedap. Saya risau maling ini lakukan perbuatan di luar batasan. Memandang figurnya, tampak ia ini orang kasar. Badannya terlihat kuat dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada seputar 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari membentak,


"Diam nyonya cantiikk.." saat menyaksikan istriku yang benar-benar tampak amat seksi dengan baju tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya ingin makan dahulu ya sayaang.. Tidak boleh beberapa macam". Ia nyelonong keluar ke arah dapur. Dasar maling gak dengan modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Kelihatan istriku berontak melepas diri dengan buang waktu. Adakalanya kelihatan matanya kuatir dan ketakutan Melihat saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku berniat melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Sehabis makan maling itu gelatakan membukai Bermacam almari serta laci-laci dalam rumah. Ia tidak akan temukan apapun sebab memang kami gak miliki apa- apa. Saya pikirkan begitu mukanya akan sedih sebab gigit jari. Kudengar nada gerutu. Kedengarannya ia emosi.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruang tidur kami. Buka almari busana serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan tiruan istriku.


Lantaran gak memperoleh apa yang dicari Maling memindah target kekesalan. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di tempat tidur. Ia merapat sekalian memarahi,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang cemerlang berotot bergerak raih busana tidur istriku selanjutnya menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Dan yang lantas tampak terekspos merupakan bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang selalu memang tanpa ada BH tiap-tiap jam tidur. Kelihatan sekali paras maling itu terlena.


Saat ini saya sungguh-sungguh amat takut. Semua Peluang dapat berlangsung. Saya lihat ada perombakan raut wajahnya. Sehabis tidak menghasilkan uang atau benda bernilai ia jadi ingin tahu. Ia terasa punya hak mendapatkan substitusi yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah dan dengan terus menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian tempat tidur.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sembari tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali tidak dapat menampik karena kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sekalian Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia makin kasar. Tangan-tangannya tanpa dengan kuatir mengelus- elus dan selanjutnya meremas-remas buah dada Fatimah dan bagian badan sensitive yang lain. Ini serius membikin darahku menggelegak emosi. Saya mesti lakukan perbuatan suatu yang bias hentikan semuanya apa saja efeknya. Yang lalu dapat kulakukan yaitu gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk selanjutnya menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget akan tetapi betul-betul tidak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengen ngapain kamu. Tidak boleh beberapa macam. Gak boleh kacaukan istrimu yang lagi nikmati pijitanku,"ia membentak saya. Serta saya segera putus harapan. Saya tidak mungkin lakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuman batinku yang meratap insiden ini.


Dan yang terjadi selanjutnya merupakan suatu hal Yang sungguh-sungguh menakutkan. Maling itu menarik robek semuanya baju tidur istriku. Ia sungguh-sungguh membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Lalu ia rebah rapatkan badannya di sebelahnya. Istriku kelihatan bak rusa roboh dalam tangkapan serigala. Serta sekarang pemangsanya merapat untuk mengoyak-oyak untuk nikmati badannya.


Ia gak sanggup berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin mengerti begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia tampilkan begitu beberapa sisi badannya tampilkan sensualitas yang benar silau tiap-tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, percakapan lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman banyak lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking begitu melawan. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa menakjubkan syahwat. Saya sendiri bertanya-tanya bagaimana saya dapat meminang dewi secantik ini.


Dan sekarang maling kasar itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi serta menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang keliatannya usaha berontak dengan menggelinjang-geliatkan badannya yang ditetapkan buang waktu. Dengan makin brutal gairah nyolongnya saat ini beralih menjadi gairah binatang yang disanggupi birahi.


Ia menyerobot menjilat-jilat serta menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Berikut acara pesta besarnya. Ia kemungkinan tidak mengayalkan bakal mengecap nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini masuk ke pinggiran pinggul Fatimah dan selanjutnya naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sekalian tangannya gerayangan ke semua arah meremas serta kelihatan kadang-kadang sedikit mencakar menyalur gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sudah menurun. Yang didengar cuman gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya selaku pernyataan penolakannya. Kemungkinan ketakutan dan kelelahannya membikin stamina-nya ‘down' serta lumpuh. Sementara si maling terus melumati perut serta menjilat- jilat sisi-sisi sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU KEENAKAN DIPERKOSA MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan selera syahwat maling ini lebih melejit ke pucuk. Terang bakal memerkosa istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari tempat tidur serta secara cepat melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dirinya sendiri. Saya terpana. Maling itu mempunyai bodi badan yang paling atletis serta menarik menurut ukuran penampakan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat lantaran keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti pelaksana binaraga. Tungkai kakinya, paha dan betisnya benar-benar seirama sekali.


Yang membikin saya terperangah merupakan kemaluannya. kont*l maling itu demikian memikat. Ada dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan karena kerasnya tekanan darah syahwatnya yang memojokkaninya. Besar serta panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia serta terlihat begitu cocok dalam warna hitaman semula lantas sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya ada dari belahan bonggol yang mekar menentang. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut serta jambangan yang gak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hancur demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia tampak sangatlah jantan ragam jago.


Dalam ketakutan dan kuatir istriku Fatimah lihat saat maling itu bangun dan dalam sekejap melepas bajunya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya menyaksikan transisi di wajah dan mata istriku. Muka serta penglihatannya tampak takjub. Yang belumnya layu dan kuyu saat ini sadis dengan mata yang membelalak. Barangkali karena ketakutannya yang makin jadi atau lantaran terdapatnya 'surprise' yang tampil dari figur lelaki telanjang yang sekarang ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya ikuti dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meskipun saya tidak berani mengaitkan dengan cara tepat, menurut pendapatku paras jenis itu yakni paras yang di terpa selera birahi. Apakah ada birahi Fatimah bangun dan berminat pada lelaki maling yang dengan kasar udah mengikat dan menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau barangkali 'surprise' yang disuguhi lelaki itu udah membalik 180 derajat dari takut, geram dan tidak suka jadi dorongan syahwat yang luar biasa yang menimpa seluruhnya sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang sayang dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur serta merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia menggapai kaki Fatimah yang terlilit serta mulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku lalu mengulumnya.Cerpensex


Saya saksikan kaki Fatimah yang seperti disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta serta meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki buat berontak atau menghentikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu selalu menggempur dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia kerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku buat memulai lumatan dan jialatan sesudah itu ke arah pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan metodenya maling itu benar-benar berniat Jatuhkan martabatku sebagai suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di tempat ini yang terbaring jenis tangkai pisang gak memiliki daya cuma dapat menerawang serta menelan ludah.


Tetapi ada yang mulai merambati serta merasuk ke sanubariku. Saya mau ketahui, jenis apa muka Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Dan hasrat tahuku itu nyatanya mulai menstimulasi syahwat birahiku. Dalam terkapar sekalian mata gak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang elok kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Kulihat begitu maling itu menyerobot ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang di tiap rambahannya. Akan tetapi yang bikin jantungku berdetak cepat ialah geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya benar-benar tidak menyaksikannya sebagai perlawanan orang yang disakiti dan dirampas kehormatannya. Istriku kelihatan demikian terbenam nikmati tingkah maling itu.


Saya pastikan jika Fatimah udah terbenam dalam nafsu seksualnya. Ia mengulet-geliat serta menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah dirundung kegatalan birahi yang paling hebat serta sekarang nuraninya selalu jemput dan rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sedangkan saya usaha masih tetap pikir positip. Jika benar-benar berat menampik bujukan syahwat sebagai halnya yang lagi dirasakannya. Secara perlahan serta pastilah kont*lku sendiri bertambah keras dan tegak lihat yangharus saya tonton itu.


Dan klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu berlangsung. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap serta mengenyoti itil istriku serta meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Gak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya kian diangkatnya tinggi-tinggi. Ia kelihatan ingin mencapai orgasmenya. Bukan main. Rata-rata amat sukar untuk Fatimah mendapatkan orgasme. Kesempatan ini belum pula maling itu melaksanakan penetratif ia udah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah mendapat orgasmenya.. Nittaa..


Ia mengusung tinggi bokongnya dan selalu Diangkatnya sampai sesaat sembari terkejat-kejat. Tampak kendati tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seolah akan meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat lagi menyerangnya. Itu dia yang dapat diunjukkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Dan si maling responsif. Sebelumnya terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku serta memandu kont*lnya ke lubang vaginanya. Sekian kali ia mengocak kecil sebelumnya terakhir kemaluan yang cukuplah besar dan panjangnya itu menembus serta lenyap ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang nampaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta mengusung-angkat bokong dan pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan kejadian itu. Terutamanya bagaimana paras istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku amat terbendung oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup kerjakan apapun untuk Melepas dorongan syahwatku.


Pecutan maling itu kian cepat dan kerap. Saya yakinkan jika maling itu tengah dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang lebih teguh kaku terlihat licin berkilat lantaran cairan birahi yang memulasinya tampak seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya pikirkan begitu nikmat menimpa istriku. Dengan situasinya yang masih terlilit di dipan, bokongnya kelihatan turun-naik atau mengegos menanggapi pompan kont*l lelaki maling itu.


Secepatnya spermanya dapat muncrat isi rongga kemaluan istriku. Serta Kedengarannya istrikupun dapat mendapat orgasmenya kembali. Orgasme berturut-turut. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Akan tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia ingin jemput orgasmenya yang ke dua.


Saat pucuk orgasme dan ejakulasinya bertambah dekat, lelaki itu rapatkan mukanya ke muka Fatimah serta tangannya mencapai lalu lepaskan lakban di mulut istriku. Akan tetapi ia tidak memberikannya peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama-sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menanggapi lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyikat pisau dapur masih berada pada dekatnya. Dengan masing-masing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah bebas. Serta pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat merengkuhi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Dan tanpa sangsi dan sangsi demikian bebas tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Sekarang saya lihat persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pula mendesis istimewa, tidak ada pembicaraan tetapi terang, ia kembali mendapat orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat menumpahkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu serta memasukkan kukunya. Kelihatan bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat luka dan berdarah.


Masih sesaat mereka pada sebuah dekapan sebelumnya kelanjutannnya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku lekas saksikan spermanya yang kental berlimpah tumpah serta menetes dari lubang vagina Fatimah. Tidak lama mata maling itu melihati badan istriku yang terlihat loyo.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama